Menurut dia, Manado memang membutuhkan penanganan serius semoga ke depan kota ini menjadi nyaman. Apalagi dirinya telah beberapa kali terjebak kemacetan berjam-jam.
"Beberapa agenda untuk menangani kemacetan di Manado anggarannya sudah disetujui dewan. Pengerjaannya akan dimulai tahun depan," katanya.
Sebelumnya Wali Kota Manado Manado GS Vicky Lumentut memberikan bahwa pemkot Manado menyambut baik setiap kehadiran sentra perbelanjaan gres alasannya yaitu akan mendorong laju perekonomian Kota Manado yang dari tahun ke tahun mengalami peningkatan.
Kata Vicky, dibukanya pusat-pusat perbelanjaan gres selain akan memperlihatkan kemudahan bagi masyarakat untuk mendapat produk-produk berkualitas dengan harga yang terjangkau juga akan mengurai kemacetan di Kota Manado.
Namun, di Kecamatan Mapanget yang kini tengah digandrungi sebagai sentra perbelanjaan gres sehabis daerah Megamall, Marina Plaza, Bahu Mall dan Manado Town Square (Mantos), justru kemacetannya semakin parah.
“Di pertigaan Kairagi, Giant Ekstra dan perempatan Transmart macetnya tak terkendali. Ini belum ada solusi apalagi tak ada traffic light di kedua lokasi itu," kata Franky, warga Mapanget.
Kata dia, mendekati Natal dan Tahun Baru kemacetan niscaya makin parah. Penyebabnya, selain volume kendaraan yang meningkat, lahan parkir tidak bisa menampung kendaraan pengunjung sehingga kendaraan diparkir di sepanjang jalan utama yang menyebabkan kemacetan makin parah.
Beberapa waktu lalu, Wakil Direktur Lalu Lintas Polda Sulut AKBP Deden Supriatna Manado mengatakan, kemacetan di Kota Manado dua tahun terakhir memang cukup memprihatinkan.
"Situasi di Manado cukup padat alasannya yaitu faktor yang memengaruhi antara lain wilayah yang sedang membangun otomatis kendaraan berat dan besar banyak yang memasuki wilayah Manado dan Sulut pada umumnya," jelasnya.
Apalagi, pertumbuhan jumlah kendaraan setiap harinya sekitar 100 kendaraan roda dua maupun empat. "Dengan demikian satu bulan hampir 3.000. Setahun jikalau berdasarkan data kami 35.000 ditambah taksi online kini ada 25.000. Sementara pertumbuhan kemudahan jalan cuma 0.001 persen," jelasnya.
Berarti, kata dia, terjadi ketidakseimbangan. Pihaknya terus berupaya mengurai kemacetan. Selain menurunkan personel, dilakukan rekayasa kemudian lintas yang tadinya dua jalur menjadi satu jalur sehingga arus kemudian lintas tetap mengalir.