Kepala Kelompok Data dan Informasi Stasiun Klimatologi BMKG Yogyakarta Djoko Budiono menjelaskan, cuaca ekstrem ini dipicu penguatan angin monsoon Asia ke wilayah Pulau Jawa. Adanya penguatan angin monsoon Asia yang banyak itu membawa uap air sampai di Pulau Jawa.
“Selain monsoon Asia, dari analisa tumpuan angin terlihat adanya kawasan tekanan rendah di barat daya Pulau Jawa. Kondisi itu berdampak pada pembentukan awan-awan hujan di DIY,” ujar Djoko di Yogyakarta, Selasa (19/12/2017).
Curah hujan di DIY, kata beliau lagi, diprediksi berkisar antara 30-70 milimeter per hari. Sementara itu, kecepatan angin maksimum dapat mencapai 20 knot atau 36 km per jam dengan suhu udara berkisar 22-32 Celsius.
"Untuk gelombang maritim di pesisir selatan DIY kategori sedang dengan ketinggian berkisar 1,5 sampai 2,5 meter," kata beliau ibarat dilansir Antara.
Dengan adanya potensi cuaca ekstrem, BMKG mengimbau kepada masyarakat supaya waspada terhadap potensi genangan, banjir, maupun longsor bagi yang tinggal diwilayah berpotensi hujan lebat terutama di kawasan rawan banjir dan longsor.
BMKG juga menyarankan supaya tidak berlindung di bawah pohon kalau terjadi hujan disertai kilat atau petir. Waspada terhadap kenaikan tinggi gelombang maritim ketika hujan lebat disertai tornado pada kapal berukuran kecil terutama bagi para nelayan.
BMKG sebelumnya memprediksi akan terjadi hujan lebat menjelang Natal 2017 dan Tahun Baru 2018. Untuk itu, masyarakat diimbau meragukan potensi cuaca ekstrem ini dalam beberapa hari.
"Berdasarkan analisis BMKG, potensi hujan lebat menjelang Natal 2017 dan Tahun Baru 2018 cukup besar. Hal ini disebabkan suplai massa udara lembab dari Samudera Pasifik dan daratan Asia serta dari Samudera Hindia yang terakumulasi di wilayah kepulauan Indonesia sehingga sangat intensif menjadi penyebab utama terjadi potensi hujan lebat di wilayah negara kita," kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati di Jakarta, Senin (18/12/2017).