Jumat, 16 September 2011

Info Kenapa Jika Kehujanan Harus Keramas?

judi36
Saat isu terkini hujan datang berarti kemungkinan Anda mengalami kehujanan akan lebih besar. Tentu hal itu tidak menyenangkan, apalagi bagi kaum perempuan yang harus keramas dan mengeringkan rambut panjang mereka usai basah-basahan dan kedinginan.



Keramas usai kehujanan sangat disarankan, lantaran ternyata pada air hujan ada kandungan zat yang kurang baik bagi kecantikan rambut. Mengutip laman Health Cure Tips, air hujan bisa menciptakan rambut rusak lantaran beberapa zat yang sifatnya asam.

Apalagi pada hujan yang turun gerimis atau tidak deras, konsentrasi asam dan gas dari polusi udara lebih tinggi sehingga potensi merusaknya jadi lebih besar. Tak heran jikalau ada beberapa orang yang jadi gampang sakit usai terkena gerimis atau hujan rintik-rintik.

Alasan lain bahwa Anda perlu keramas usai terkena hujan dan gerimis yaitu lantaran air hujan mengandung polutan dan kotoran dari udara yang bakal melekat di rambut apabila tidak segera dibersihkan.

Ini sanggup menimbulkan ketombe, alasannya yaitu kotoran yang melekat di kulit kepala itu kadang memicu basil untuk tumbuh dan berkembang.

Jika Anda tak segera keramas usai kehujanan, maka akan terjadi pula duduk kasus gatal-gatal dan busuk tak sedap dari kepala Anda. Kaprikornus dari pada mengundang banyak masalah, tak ada salahnya segera keramas dan bersihkan rambut, sesudah itu keringkan dengan sempurna.

Kandungan dalam air hujan ini termasuk di dalamnya yaitu zat- zat yang bersifat kimiawi. Beberapa kandungan zat atau materi kimia yang terdapat pada air hujan antara lain sebagai berikut:

Uap air atau H2O

Kandungan utama yang terdapat pada hujan yaitu uap air atau H2O. kandungan uap air ini yaitu yang paling lebih banyak didominasi dengan presentase sebesar 99,9% dan sisanya tergantung pada lapisan atmosfer yang dilaluinya. Kita semua telah mengetahui perihal siklus hujan. Bagaimana hujan terjadi dari awal mula sampai turun ke bumi bahkan menjadi hujan lagi. Nah dari proses terjadinya hujan tersebut ada yang namanya penguapan dari sumber- sumber air yang ada di planet bumi. Nah, penguapan tersebut lah yang membuawa uap air dan membentuklan awan- awan yang kecil. Awan- awan tersebut kemudian terbawa angin dan menggumpal menjadi awan yang besar.

Awan (baca: proses terjadinya awan) yang besar inilah yang akan mengalami kejenuhan sampai menurunkan muatannya yang berisi air ke bumi. Sebenarnya awan inilah yang mengandung uap air sehingga uap air merupakan cikal bakal terjadinya hujan. Uap air ini sifatnya kondusif selama uap tersebut berasal dari sumber air di permukaan bumi yang kondusif bagi insan pula. Kandungan uap air pun berbeda- beda tergantung sumber airnya. Uap air sendiri apabila mengenai badan maka masih dalam batas aman.

Karbon (silika dan fly ash dalam bentuk debu ringan)

Air hujan juga mengandung zat karbon. Zat karbon yang terdapat pada air hujan  ini berupa silika dan juga fly ash. Perlu kita ketahui bersama bahwa silika dan juga fly ash merupakan zat debu yang mengikat molekul- molekul pada air sampai terbentuklah hujan. Hujan ini berasal dari proses presipitasi, yaitu proses pengikatan banyak molekul- molekul di permukaan molekul lainnya sehingga terbentuklah molekul yang dipusatnya terdapat molekul asing. Sehingga silika dan juga fly ash ini merupakan zat yang berperan dalam proses terjadinya hujan bahkan peranannya menjadi sangat penting dan juga dominan. Kandungan karbon yang berlebih akan menimbulkan pencemaran.

Asam nitrat

Kandungan zat kimia selanjutnya yang ada di dalam air hujan yaitu asam nitrat. Pernah kita mendengar perihal terjadinya hujan asam. Hujan asam merupakan hujan yang terjadi akhir pencemaran oleh pabrik yang bersifat kotor atau dari semburan gunung berapi. Kandungan asam nitrat yang hiperbola tidak baik dan bisa membahayakan. Kandungan asam juga bisa dinyatakan dalam pH. Air hujan normal mempunyai pH 6, sementara hujan asam mempunyai pH dibawah normal, yakni sekitar 5,7 ke bawah. Kandungan asam yang hiperbola bisa menimbulkan besi gampang berkarat dan juga gangguan pernapasan pada manusia.

Asam sulfat

Selain asam nitrat, kandungan zat asam lainnya pada air hujan yaitu asam sulfat. Asam sulfat merupakan zat yang terkandung dalam air hujan dan apabila hiperbola maka akan menimbulkan gangguan pada pernapasan manusia.

Garam

Kandungan zat selanjutnya pada air hujan yaitu garam. Seperti yang kita ketahui bersama bahwa garam berasal dari air bahari (baca: macam macam laut) yang rasanya asin. Sebab itulah garam juga terasa asin. Sebenarnya kandungan garam pada air hujan ini relatif. Air hujan yang mengandung banyak kandungan garam yaitu hujan yang terjadi di tempat pantai (baca: ekosistem pantai). Hal ini lantaran proses terjadinya hujan di tempat pantai akhir dari penguapan air bahari yang terpanaskan oleh sinar matahari.

Air bahari yang mengandung garam tersebut akan menguap dan uap airnya pun mengandung garam. Kandungan garam yang hiperbola pada hujan akan menimbulkan besi menjadi cepat berkarat dan mempercepat proses korosi. Sementara itu kandungan garam yang berlebih apabila terkena kulit akan menimbulkan kusam dan kondisi yang tidak baik.

Nah, itulah beberapa zat yang terkandung dalam air hujan. Zat- zat yang telah disebutkan di atas tidaklah permanen ada di setiap air hujan dengan kadar yang sama. Kandungan zat pada air hujan ini tergantung pada keadaan atmosfer di masing-masing tempat atau wilayah terjadinya hujan tersebut. Misalnya di tempat pantai  akan mengandung garam dengan kadar yang tinggi, dan di wilayah perindustrian hujan akan mengandung asam yang cukup banyak daripada bukan di wilayah perindustrian. Sehingga sanggup disimpulkan bahwa kandungan zat pada air hujan berbeda-beda di setiap wilayahnya.





Manfaatnya akan lebih banyak Anda rasakan sendiri lho, lantaran rambut jadi segar, manis dan wangi terhindar dari lepek serta busuk dan ketombe.
Semoga bermanfaat...



references by sidomi, ilmugeografi
judi36