Rabu, 04 Januari 2012

Info Waspadai Keterpurukan Ekonomi Dikala Pilkada 2018

judi36
Ketua Umum Himpunan Pengusaha Korps Alumni HMI (HIPKA) Kamrussamad mengimbau masyarakat Indonesia harus meragukan potensi keterpurukan ekonomi ketika pemilihan kepala tempat serentak 2018.

"Jika tidak terkendali, akan berdampak pada investor hengkang," kata Kamrussamad di Jakarta, Sabtu (16/12).

Kamrussamad menuturkan bahwa pelaku perjuangan akan menghadapi tantangan ketika pelaksanaan pilkada pada tahun 2018 sehingga membutuhkan kejelian untuk meningkatkan sektor perekonomian.

Kamrussamad menjelaskan bahwa pertumbuhan ekonomi nasional pada tahun 2017 mencapai 5 persen yang memprioritaskan kebijakan pembangunan infrastruktur. Namun, belum bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara maksimal.

Salah satu indikatornya berdasarkan Badan Statistika Nasional (BPS), berdasarkan Kamrussamad, tingkat kemiskinan data per Maret 2017 mencapai 27.771.220 orang tersebar 10.670.000 orang di perkotaan dan 17.101.220 orang di perdesaan.

Penyebab kemiskinan meningkat karena jumlah pengangguran semakin tinggi dengan angkatan kerja Indonesia mencapai 131 juta orang, sedangkan tingkat absorpsi 124 juta orang.

Faktor penyebab lainnya yakni ketimpangan ekonomi indeks rasio secara nasional pada tahun 2017 sebesar 0,40 hingga dengan 0.41 dan rasio tempat mencapai 0,33 s.d. 0,41.

Kamrussamad menuturkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia memunculkan optimisme berdasarkan proyeksi Bank Dunia pada tahun 2018 dengan prediksi pertumbuhan mencapai 5,1 persen dari sektor konsumsi rumah tangga, investasi, dan ekspor.

Selain pertumbuhan ekonomi, statistik perbankan Indonesia mencatat nilai kredit pembiayaan masih cukup tinggi, yakni Rp26,87 triliun.


Kemiskinan ini meningkat alasannya diakibatkan oleh dua hal yaitu angka pengangguran semakin meningkat, tercatat angkatan kerja indonesia 131 juta sedangkan terserap 124 juta orang dan juga bila dibandingkan pertumbuhan angkatan kerja 3 juta per tahun sementara daya serap 150.000 orang per tahun.

Faktor kedua yang berpotensi meningkatkan kemiskinan yakni ketimpangan ekonomi indeks rasio gini 2017 secara nasional sebesar 0.40-0.41 sedangkan rasio gini utk tempat sebesar 0.33-0.41.
Angin segar pada 2018 sejatinya masih berhembus.

Optimisme pertumbuhan ekonomi Indonesia juga terlihat dari proyeksi Bank Dunia. Tahun 2018, Bank Dunia memproyeksikan ekonomi Indonesia sanggup tumbuh 5,3%.
Angka itu lebih tinggi dari proyeksi 2017 yang sebesar 5,1%. Proyeksi tersebut ditopang oleh membaiknya konsumsi rumah tangga, investasi, dan ekspor.

Selain pertumbuhan ekonomi yang masih optimistis, statistik perbankan Indonesia juga  mencatat nilai kredit pembiayaan masih cukup tinggi, yakni Rp 26,87 triliun.
Kondisi ini bisa mendorong dunia perjuangan kembali menggeliat.

“Di sisi lain, butuh sumber daya insan yang berkualitas dalam mengantisipasi perubahan dunia yang cepat di abad digitalisasi ketika ini,” ujar Kamrussamad, yang juga pengurus Himpunan Pengusaha KAHMI (HIPKA)






references by medanbisnisdaily, tribunnews, 
photos by pojoksatu
judi36